Minggu, 28 Juni 2015

My Misterious Ryu Amakusa 4

DAN DETECTIVE SCHOOL ADALAH MILIK SEIMARU AMAGI

"Sudah ku katakan, itu bukan hantu" Ucap Kazuma dengan bangga.

"Tetap saja menyeramkan membayangkan hal-hal begitu" ucap Kyu sambil memeluk dirinya sendiri yang tampaknya merinding.

"Untunglah aku dan Ryu tidak terpengaruh dengan cerita horor itu. Kalau tidak, kasus itu tidak akan terpecahkan." Kata Kazuma lagi dengan bangga.
Kinta tampak kesal mendengar komentar Kazuma dan langsung mendaratkan pukulan ringan di kepala bocah itu.

"Dasar kau ini. Bocah ingusan yang selalu membanggakan diri." Teriak Kinta.
Kyu dan Meg hanya bisa menahan tawa melihat Kazuma mengusap-usap kepalanya. Saat itu Ryu Amakusa memasuki kelas.

"Selamat pagi, Kyu, Meg, Kinta, Kazuma" ucapnya perlahan.

"Pagi Ryu...." Ucap mereka membalas.
Seperti biasa, Ryu yang dingin langsung duduk di bangkunya dan tidak ikut dalam pembicaraan teman-temannya yang lain. Meg menatap Ryu dan mulai merasa iba.
Ketika pelajaran siang itu berakhir, Kyu, Meg, Kazuma, dan Kinta makan siang bersama-sama di cafetaria Dan Detective School. Saat mereka telah menemukan tempat duduk dan meletakkan baki makan siang mereka, Meg membuka pembicaraan.

"Apa kalian merasakan ada sesuatu yang aneh dengan Ryu?" Tanya Meg.

"Ah, Ryu memang selalu aneh" Ucap Kinta yang mulai menguyah makan siangnya.

"Bukan. Bukan seperti itu..." Balas Meg yang kesal karena mereka tidak menangkap apa yang dimaksudnya.

Kazuma sibuk memeriksa kubis pada makanannya, sementara Ryu seperti biasa, tidak mendengarkan apapun kalau perutnya lapar.

"Maksud ku, Ryu bertingkah aneh sekali akhir-akhir ini. Dia tampak semakin menjauh dan terkadang dia kelihatan tidak fokus pada pelajaran. Dia juga sering bolos akhir-akhir ini, dan pada saat menyelesaikan kasus, Ryu tampak tidak terlalu bersemangat seperti dulu. Sewaktu Kinta mengajaknya untuk menonton bioskop bersama kita Sabtu lalu, Ryu bahkan menolak."

"Jangan-jangan Meg menyukai Ryu, ya?" Kinta kembali menimpali pertanyaan Meg yang begitu panjang itu.

Tiba-tiba saja meja mereka menjadi hening. Kazuma menghentikan garpunya sementara Kyu menahan kunyahannya. Mereka menunggu jawaban Meg. Meg jadi gugup karena dipandang seperti itu.

"Ah, bukan seperti itu..." kata Meg sambil menggeleng.

"Ryu memang terlihat berbeda." Ucap Kyu.

"Dia terlihat lemah dan tidak bersemangat. Bahkan sepertinya dia kehilangan berat badannya." Tambah Kyu.

"Pada saat ibunya Daisuke menyediakan hidangan yang sangat lezat, Ryu hanya memakan kentang rebusnya saja." Ucap Kyu lagi.

"Mungkin Ryu diet..." ucap Kinta sambil menahan tawa.
Meg, Kyu, dan Kazuma menatapnya. Merasa disudutkan seperti itu, Kinta memilih melanjutkan makannya.

"Dia patah hati." Ucap Kazuma, seperti biasa dengan gaya karisma kekanak-kanakannya.

Mereka terdiam agak lama. Masing-masing memiliki pikiran yang berkecamuk di kepalanya.

"Huhh. Aku sangat merindukannya." Ucap Kinta sambil menundukkan kepala.
Kyu menganggukkan kepalanya. Kazuma melahap kubis yang sejak tadi ditelitinya, sementara Meg hanya memainkan makan siangnya yang sejak tadi belum disentuh.

"Ryu pasti sangat hancur sekarang ini." Kata Kyu.

"Apa dia tidak berbuat sesuatu? Mengapa dia tidak berusaha." Kata Kinta setengah berteriak. Tangannya tampak dikepal.

"Dia berusaha..." Ucap Meg perlahan.

"Eh?" Mereka menatap Meg kebingungan.

"Pada saat aku dan Ryu harus menangani kasus snuff video di SMU Perguruan Shibusawa, Ryu meminta izin sebentar untuk menemuinya."

"Apa...?" 
Teriak Kyu, Kinta, dan Kazuma serentak. Beberapa murid DDS lainnya yang sedang makan menatap mereka.

"Tapi sepertinya dia tidak berhasil. Ketika Ryu kembali aku menanyakan apakah Ryu berhasil bertemu dengannya, tapi Ryu tidak menjawab ku." Tambah Meg.
Mereka hanya terdiam dan mulai melanjutkan makan siang mereka.
Tanpa mereka sadari, tidak jauh dari mereka Pak Nanami mendengar pembicaraan mereka sejak tadi.

"Huh, jadi begitu." Ucapnya perlahan.


*Sementara itu di ruangan Morihiko Dan*


"Anda tidak boleh bersikap seperti itu, Ryu." Ucap Katagiri
 Ryu terdiam sambil menatap Dan dengan tajam. Morihiko Dan sendiri tidak dapat mengatakan apa-apa. Dan menghela nafas dalam sekali, wajahnya terihat kesal. Dia merasa dipermainkan oleh remaja di depannya itu.

"Apa kau ingin menyalahkan ku atas kasus yang menimpa Gina?" Tanya Dan sambil menatap Ryu dengan tajam. 
Ryu merasa Dan telah mengerti maksudnya, tapi dia tetap terdiam dan tidak menjawab pertanyaan Dan.

"Sangat disayangkan Ryu. Kita berdua tahu apa yang terjadi pada Gina adalah sebuah kecelakaan, kau tau sendiri aku bukanlah penyebabnya apalagi DDS. Kau tidak punya alasan untuk membenci ku dan juga DDS." Kata Morihiko Dan.

"Aku sama sekali tidak membenci Anda, pak Dan. Aku sangat menghormati Anda sebagai kepala sekolah juga sebagai detektif Jepang terkemuka." Kata Ryu.

"Lantas, mengapa kau harus melakukan ini? Kau tahu sendiri, masuk ke DDS bukanlah hal yang mudah, bahkan untuk seorang jenius seperti mu. Ditambah lagi kau mendapatkan keistimewaan untuk duduk di Q Class sebagai calon penerus ku. Dan sekarang kau malah menyia-nyiakannya dengan menggundurkan diri?" Tanya Dan dengan keras.

"Menyia-nyiakan?" Tanya Ryu dengan sinis.

"Bagaimana pula Anda akan menjelaskan sikap Anda yang menyianyiakan murid Anda, Pak Dan. Bukankah Anda juga telah menyianyiakan Gina?" Tambah Ryu.

 "Ryu..." Teriak Katagiri yang menyadari situasi antara murid dan guru itu menjadi panas.

"Kau harus menyadari bahwa itu adalah keputusan kedua orang tua Gina." Ucap Dan dengan santai. 
Tampaknya detektif itu telah mengendalikan emosinya dengan cukup baik sekarang.

"Kalau begitu, keputusan ini juga merupakan keputusan ku, pak Dan. Ku harap Anda mengerti." Ryu beranjak dari kursi tempat dia duduk.

"Apa kau sudah membicarakan hal ini dengan orangtua mu, Ryu." Tanya Katagiri.

"Sudah, saya sudah membicarakanya. Mereka belum mengambil keputusan. Tapi baik mereka sendiripun tidak dapat menahan niat saya ini." Ucap Ryu dengan dingin. 
Ryu memberi hormat kepada Morihiko Dan dan Katagiri, kemudian melangkah menuju pintu.

"Ryu..." Tahan Dan. Ryu berbalik menatap Dan.

"Sebelum kau benar-benar memutuskan niat mu ini, aku ingin kau menyelesaikan satu kasus." Kata pak Dan.

"Mungkin saja kasus ini akan mengubah niat mu untuk mengundurkan diri dari DDS" ucap pak Dan.

"Baiklah, saya permisi" Ucap Ryu dengan singkat.
Ketika Ryu telah meninggalkan ruangan Morihiko Dan, Katagiri bertanya

"Apakah kasus itu, Pak Dan?"

"Iya... Aku rasa dia harus diberi kesempatan menyelesaikan kasus itu. Selain itu, aku tidak ingin kehilangan murid ku lagi Katagiri. Jika kita beruntung, maka ada kemungkinan dua orang murid ku akan dapat ku selamatkan." Ucap Dan. 
Dia tampak sedih atas apa yang menimpanya.

Nanami tiba-tiba saja masuk ke ruangan itu. Sesaat kemudia dia mulai menceritakan apa yang didengarnya di cafetaria tadi. Mendegar hal itu, Dan semakin yakin bahwa Q Class bertanggung jawab untuk menangani kasus itu.

"Baiklah, aku akan mengumumkan kasus baru Q Class." Ucap pak Dan.


*Di ruangan Q Class*
Morihiko Dan menatap wajah calon penerusnya itu. Lagi-lagi Ryu membolos setelah debat panjangnya tadi dengan Dan.

"Ada hal yang harus ku beri tahu kepada kalian semua." Ucap Dan.

"Hal ini mengenai Ryu Amakusa. Ryu berniat mengundurkan diri dari DDS." Kata Dan sambil memperhatikan reaksi mereka.
Keempat muridnya yang tersisa tampak terkejut.

"Ba... Bagaimana bisa begitu?" Tanya Kyu. 
Sementara itu Kinta tampak begitu kesal dan Meg serta Kazuma tampak sedih.

"Aku rasa kalian juga setuju bahwa kita tidak boleh kehilangan satu lagi murid Q Class, bukan?" Tanya Dan.
Mereka mengangguk.

"Karenanya aku ingin kalian menangani sebuah kasus. Kasus ini awalnya ingin ku serahkan pada A Class, mengingat kasus ini berhubungan dengan sekolah Gina Eissa. Aku telah berjanji kepada kedua orangtuanya untuk menjauhkan DDS dan murid Q Class dari Eissa karena kecelakaan yang menimpanya beberapa bulan yang lalu. Tapi, karena keputusan Ryu yang tidak penuh pertimbangan, maka aku memutuskan menyerahkan kasus ini kepada Q Class."
 Morihiko Dan diam sejenak sambil memandang para calon penerusnya.
Q Class terlihat tegang. Ini kesempatan bagi mereka untuk bertemu dengan Gina setelah sekian lama.

"St. Petrus. Sekolah swasta Khatolik tempat kasus baru kalian menunggu. Kasus ini awalnya mengenai kecurigaan mitra St. Petrus tentang penggelapan dana sekolah. Belum diketahui pasti siapa yang menggelapkan dana tersebut, apakah pastur, guru, atau kepala sekolahnya. Berhubung sekolah ini milik swasta, mereka sangat menghindari yang namanya pencemaran nama sekolah. Itulah sebabnya mereka meminta bantua DDC untuk mencari tahu secara tersembunyi siapa pihak yang menggelapkan dana tersebut. Sayangnya staff kami yang ditugaskan menangani kasus ini harus mendapatkan kasus tambahan karena ternyata sebagian guru dan suster yang ada di St. Petrus diculik. Hal ini belum diketahui para murid, namun gosip mulai beredar diantara mereka. Aku ingin Q Class menangani kasus ini, sebelum para orangtua mengambil tindakan lanjut dan mengancam keberadaan sekolah." Dan menjelaskan garis besar kasus mereka.

"Tambahan untuk Q Class. Berusahalah untuk mendapatkan kembali Eissa dan Ryu. Dan harap berhati-hati." Ucap Morihiko Dan lagi.

"Kazuma, aku ingin kau mengabari Amakusa tentang kasus ini. Berpura-puralah kalian tidak mengetahui rencananya untuk mengundurkan diri dari DDS. Selamat siang Q Class. Pelajaran hari ini dapat kalian lanjutkan." Ucap Dan kemudia dia meninggalkan kelas diikuti Katagiri yang selalu setia disampingnya.

Hari itu perasaan Q Class benar-benar kacau. Mereka tidak bisa mengikuti pelajaran dengan baik. Hingga pada saat pulang...

"Aku rasa kita perlu membicarakan mengenai kasus ini sebelum aku mengabari Ryu." Kata Kazuma.

"Iya, aku bingung. Apa yang akan kita lakukan." Tambah Meg.

"Ryu memang bodoh. Bagaimana mungkin dia bisa berpikiran seperti itu." Kinta menggeram.

"Serahkan saja pada ku." Kata Kyu tiba-tiba.

"Kazuma, biar aku saja yang memberitahu mengenai kasus ini kepada Ryu." Ucap Kyu bersemangat.

"Kita harus mengembalikan Gina dan Ryu ke Q Class." Katanya lagi. Mata Kyu, seperti biasa, bersinar ketika dia begitu bersemangat. 
Melihat semangat Kyu, anggota Q Class lainnya menjadi penuh semangat.

*Malamnya di rumah Kyu*


Kyu duduk di depan komputernya dan mulai mengetik pesan kepada Ryu.
Selamat malam Ryu. 
Pak Dan menugaskan kita sebuah kasus untuk besok pagi. Kasus mengenai penggelapan dana dan penculikan para staff sekolah St. Petrus, sekolah Gina-chan. Untuk menghindari kecurigaan maka aku dan Ryu akan menyamar sebagai murid baru. Kinta akan menjadi guru bela diri, sementara Meg akan menjadi perawat di ruang UKS menggantikan staff perawat yang hilang. Kazuma akan dimasukkan ke SD St. Petrus dan menyelidiki kasus dari jauh.
Misi ini rahasia, jadi jangan sampai ada yang mengetahuinya. Pak Dan tidak ingin nama sekolah itu tercemar.
Tambahan, Ryu harus datang besok pagi ke rumah ku. Seragam St. Petrus Ryu ada pada ku. :)

Kyu kemudian mengirim pesan itu lewat email kepada Ryu. Tidak sampai beberapa menit, pesan itu telah sampai ke kotak masuk Ryu. Ryu membacanya dan hatinya mulai berdebar.

"Inikah kasus itu? Kasus yang akan mengubah keputusan ku?" Tanya Ryu. 
Ryu membaca pesan itu sampai selesai. Rasa semangatnya kembali membara. Sama seperti dulu, ketika dia ditugaskan menangai kasus bersama Q Class ketika Gina masih disana.

"Baiklah kalau begitu." Ucap Ryu. 

Ini merupakan kesempatan besar baginya untuk bertemu secara langsung dengan Gina. Orangtua Gina melarang Ryu dan kawan-kawan untuk bertemu dengan Gina. Itulah sebabnya selama ini Ryu hanya mengawasi Gina dari jauh. Kali ini dia akan memiliki alasan untuk bertemu dengan Gina. Ryu tidak dapat menyembunyikan rasa bahagianya, maka dia segera menulis pesan:

Terimakasih, Pak Dan.

Dan mengirimkannya kepada Morihiko, yang tentu saja tersenyum ketika membacanya. Sementara itu Kyu menunggu balasan email Ryu sambil menonton televisi. Beberapa perlengkapan yang akan dipakai selama kasus telah dipersiapkan Kyu di kamarnya. Tiba-tba bel rumah berbunyi. Ibu Kyu yang membukakan pintu, karena Kyu terlalu malas beranjak dari depan TV.

"Kyu, ini Ryu." Teriak ibunya dari arah pintu.
 Ryu??? Kyu bingung. Bukankah dia menyurug Ryu untuk datang besok pagi? Kyu segera berlari ke arah pintu.

"Ryu, kenapa datang malam-malam begini?" Tanya Kyu.

"Aku sangat bersemangat untuk kasus besok Kyu, karenanya aku memutuskan untuk mengetahui detail lebih lanjut dan menginap di rumah mu" Ucap Ryu sambil tersenyum.
Kyu sangat senang bahkan nyaris ingin memeluk Ryu. 
Untung dia dapat menahannya. Malam itu Kyu dan Ryu membicarakan mengenai detail kasus baru mereka dengan hati berdebar-debar.

Sepertinya petualangan baru Q Class akan segera dimulai.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar