Minggu, 28 Juni 2015

My Misterious Ryu Amakusa 3

DAN DETECTIVE SCHOOL ADALAH MILIK SEIMARU AMAGI
Hmm, satu lagi fanfict abal-abal *Muntah sendiri bacanya*

"Gina? Kau dengar apa yang ku katakan?" Kei bertanya pada gadis di hadapannya.
Gadis itu memandang Kei.

"Ah, Kei... Maaf, aku tidak bisa mengabaikan perasaan ku." Ucap Gina dengan wajah murung.
Kei tampak kecewa. Gina yang menyadari hal itu menjadi merasa bersalah. Dia tidak ingin menyakiti perasaan temannya, terutama Kei.

"Ah, aku lapar sekali Kei, Keiko" Ucap Gina tiba-tiba.
Tapi tampaknya kedua sahabatnya itu tidak mendengar apa yang Gina katakan. Kei dan Keiko sedang fokus memandang ke satu arah.

"Ada apa?" Tanya Gina dan melihat ke arah tersebut.
Gina tidak percaya pada apa yang dilihatnya.

"Ryu... Ba.. bagaimana bisa?" Tanya Gina didalam hati. 
Di pintu sedang berdiri Ryu Amakusa. Gina menjadi sangat berdebar-debar.

"Gina." Panggil Ryu.
Gina menoleh. Mengapa Ryu ada di kelasnya? Mengapa Ryu tahu namanya?

"Gina, aku ingin berbicara dengan mu. Ehm, berdua saja." Ucap Ryu.

"Tidak... Kamu tidak boleh!" Teriak Keiko tiba-tiba.

"Gina, kamu tidak boleh berbicara dengan orang sembarangan. Tidak, pokoknya tidak boleh!" Teriak Keiko lagi. 
Kei hanya terdiam sambil memandang Ryu dengan tatapan tajam. Tapi Ryu tampaknya mengabaikannya.
Gina sangat kebingungan. Dia tidak boleh mengabaikan kata-kata sahabatnya. Apalagi dia tahu Keiko akan sangat marah jika dia melanggarnya. Tapi, didalam lubuk hatinya, dia benar-benar ingin berbicara dengan Ryu Amakusa. Untuk waktu yang lama Gina hanya terdiam.

"Gina... Gina. Ku mohon" Kata Ryu.
"Ada yang perlu ku katakan kepada mu." kata Ryu lagi.
Kali ini Kei yang bertindak.
"Hei kau. Ikut aku sekarang juga." Kata Kei kepada Ryu. 
Ryu memandang Kei acuh tak acuh.

"Aku hanya ingin berbicara dengan Gina sebentar saja." Ucap Ryu lagi.
Sepertinya kedatangan Ryu mengundang perhatian seluruh kelas. Mereka mulai menoleh ke arah meja Gina sambil berbisik-bisik.

"Gina..." Kali ini suara Ryu meninggi sehingga Gina sedikit tersentak.

Kei tidak tinggal diam. Kei menarik tangan Ryu keluar kelas.

"Kei... Tunggu dulu!" Teriak Gina. Tapi Keiko menahan Gina.

"Gina, jangan lakukan itu. Lebih baik sekarang kamu ke kantin dan sarapan sebelum sensei datang." Ucap Keiko sambil memegang pergelangan tangan Gina.
Gina terdiam. Keiko dan Kei sepertinya tidak mengerti perasaan Gina kali ini. Gina hanya terdiam dan menghela nafas.

"Baiklah, Keiko." Ucap Gina.
Sementara itu Kei dan Ryu sudah tidak kelihatan lagi. Keiko menemani Gina berjalan keluar ruangan, ketika tiba-tiba saja Gina berlari ke koridor.

"Ryu... Aku harus mencari Ryu." Ucap Gina.
Keiko yang kehilangan kendali terdiam sesaat. Kemudian Keiko mengejar Gina.

"Gina!!!" Teriak Keiko di koridor.
Ketika Gina akan berbelok, Kei tiba-tiba saja muncul dan bertabrakan dengan Gina.

"Kei, dimana Ryu?" Tanya Gina.

"Dia, sudah pergi" Ucap Kei datar.
Gina terdiam. Mengapa sahabat-sahabatnya itu begitu tega. Keiko berhasil menyusul Gina dan Kei. Gina merasa hatinya benar-benar hancur sekarang. Saat dia mendapatkan kesempatan untuk berbicara dengan Ryu, sahabat baiknya malah menahannya.
Gina menunduk dan berusaha menahan air matanya. Kei dan Keiko menjadi iba.

"Sebenarnya ada apa?" Tanya Gina. Matanya memerah.

"Ryu datang kemari pasti karena sesuatu." Ucap Gina lagi.

"Dia melihat mu semalam Gina" Kata Kei.

"Eh, melihat ku?" Tanya Gina.

"Ya, tadi pagi juga. Itulah sebabnya kamu bisa memasuki rumah Ryu yang dipenuhi pengawasan ketat." Kata Kei.

"Benar juga." Ucap Gina dalam hati.

"Ryu menyadari ada yang mengikutinya. Ryu yakin kamu bukan orang jahat dan ingin mengetahui apa yang Gina inginkan darinya. Apalagi tadi pagi Ryu melihat Gina lagi. Karenanya..." Kei menghentikan perkataannya sambil memandang Gina.

"Aku mengerti Kei. Mungkin aku hanya kebingungan" Ucap Gina.
Gina tidak lagi banyak bertanya. Mereka menuju ruang kelas. Tidak jauh dari tempat Gina dan teman-temannya tadi, tampak Ryu yang keluar dari tempat persembunyiannya.

"Gina..." Ucapnya lirih. Kemudian Ryu pergi dengan kecewa.

"Gina, aku benar-benar ingin berbicara kepada mu dan menjelaskan semuanya." Ucap Ryu lagi.

Ryu tidak memiliki pilihan lain selain kembali dan menyelesaikan kasusnya bersama Meg.

*Beberapa minggu kemudian*

Setelah kejadian itu, mama Gina segera menghapus kontak email Ryu dan kawan-kawannya dari komputer Gina. Gina pura-pura tidak tahu dan berusaha menjalani hari-harinya dengan normal. 
Tapi, mimpi-mimpi tentang Ryu selalu datang mengganggunya. Ryu sedang duduk berdua dengannya di tepi pantai. Sementara itu Kyu, Meg, dan Kazuma bermain di air. Kinta tampak memancing tidak jauh dari sana. Ryu menunjukkan sesuatu kepada Gina.

"Gina, aku menemukan ini" Ucap Ryu sambil tersenyum.

"Wah, indahnya, Ryu" Ucap Gina memandang bintang laut ditangan Ryu.

"Gina bisa menyimpannya di akuarium milik papa Gina." Tambah Ryu lagi.

"Ah, benar. Papa pasti senang" Ucap Gina lagi.
Tapi tiba-tiba saja langit mendung dan hujan turun. Petir menyambar dan ombak bergulung dengan tinggi. Kyu, Meg, Kinta dan Kazuma menghilang. Ryu masih duduk di sebelah Gina.

"Ryu..." Teriak Gina mengatasi suara badai. Wajah Ryu tampak sangat serius.

"Ryu, ayo kita kembali ke penginapan." Teriak Gina lagi. 
Air hujan membasahi tubuhnya dan menembus pakaian renangnya. Gina mengigil. Gina menarik tangan Ryu untuk berdiri. Ryu hanya berdiri terdiam dan tidak bergerak.

"Ryu..." Teriak Gina ketakutan melihat kilat menyambar tidak jauh dari mereka. Gina menarik tangan Ryu.

"Jangan.... Jangan sentuh!" Teriak Ryu marah. 
Wajahnya tampak menyeramkan. Ryu tampaknya memandang sesuatu di belakang Gina. Saat Gina menoleh, dia memandang seorang pria berjas yang muncul dari dalam badai. Pria itu tersenyum, dan.....

Gina terbangun. Lagi-lagi mimpi seperti itu. Gina terdiam. Dia mulai terbiasa dengan mimpi seperti itu. Selama beberapa minggu terakhir Gina memang selalu mengalami mimpi seperti itu. Gina memejamkan mata.
"Ryu..." ucapnya lirih dan Gina kembali tertidur.

Share:

0 komentar:

Posting Komentar