Minggu, 28 Juni 2015

Mr. Kloning Bagian 2

Based on the true story.  07 Juni 2015 ^^
Aku tidak menyangka, cerita mengenai Mr. Kloning masih akan berlanjut setelah kejadian memalukan saat aku turun dari motor yang diboncengnya. Setelah sampai didepan kontrakan kak Erma aku berniat turun dari motor yang dibawa kak Robi, namun entah mengapa aku tidak seimbang sehingga motornya menjadi oleng dan kami berdua nyaris terjatuh.

  "Ah, maaf...maaf."

 Hanya itu yang bisa aku ucapkan.

 Aku segera masuk ke dalam kontrakan dengan perasaan malu. Aku bahkan tidak mengucapkan terimakasih. Setelah berbaring di atas kasur, aku tetap kesulitan menutup mata. Saat-saat bersamanya tadi rasanya hanya akan terjadi sekali dalam seumur hidup. Enam hari telah berlalu sejak kejadian itu. Hari ini adalah hari Minggu. Aku berusaha memilih pakaian yang santai untuk kupakai beribadah, ya, siapa tahu aku bisa bertemu lagi dengan Mr. Kloning.


Aku memakai kaos berwarna pink, dengan celana hitam gelap dan sepatu ungu kesayangan ku. Tidak lupa aku mengenakan jacket jeans ku yang super besar untuk mempermanis penampilan. Dengan peralatan make up seadanya, aku menggoreskan beberapa kali eye liner di mata bagian bawah ditambah lipstick merah muda yang sedikit berkilau.


Selesai sudah. Aku menunggu kak Ardo datang menjemput ku. Aku menatap handphone. Kak Ardo tidak kunjung datang dan tidak mengirimi pesan sama sekali. Tidak biasanya dia seperti itu. Kurang dari lima menit lagi, dan kak Ardo belum juga datang. Setelah lewat lima belas menit dari jadwal ibadah, kak Ardo mengirimi pesan bahwa dia terlambat bangun. Singkat cerita, aku dan kak Ardo akan ibadah malam saja, mengingat tidak mungkin lagi datang ibadah pagi ini karena kami sudah sangat terlambat.


Kak Ardo akhirnya mengajak ku untuk makan siang bersama kak Erma yang sedang ibadah pagi. Menjelang siang, kak Ardo datang ke kostan ku dan kami berangkat menuju gereja untuk menjemput kak Erma.


Pada saat kami sampai di halaman gereja, kawasan tersebut masih kosong, itu artinya ibadah belum selesai. Memasuki kawasan parkiran, aku melihat segerombolan pria berpakaian biru berdiri dibawah pohon. Salah satu diantara mereka adalah Mr. Kloning. Salah satu dari mereka berteriak kepada kak Ardo: "Do, ngapain coba datang jam segini. Lu udah telat." "Iya bro, gue kesiangan." Balas kak Ardo.


Mr. Kloning hanya terdiam. Demikian juga dengan ku. Aku turun dari motor, pada saat itu jemaat mulai keluar dari gereja, ya, ibadah pagi telah selesai. Aku mengikuti kak Ardo, meninggalkan kawasan parkiran, tempat dimana Mr. Kloning sedang berdiri bersama teman-temannya.


Beberapa anak dari kelompok ku keluar dari dalam gereja dan kami mulai bercakap-cakap di halaman gereja, tidak jauh dari parkiran. Aku melirik ke arah Mr. Kloning, namun dia sudah menghilang. Kak Erma muncul dan mengajak kami masuk kedalam gereja untuk sharing khotbah pagi itu.

Saat sedang asyik mendengarkan teman sekelompok ku sharing, aku melihat Mr. Kloning masuk ke dalam gereja dengan membawa gitar. Tidak lama setelah itu, aku mendengar dia bergabung dengan kelompoknya yang pada saat itu kebetulan sedang sharing dibelakang ku. Ku dengar dia sesekali memainkan gitarnya ditengah riuhnya suara kelompoknya. Aku hanya tersenyum.

Malamnya, saat aku dan kak Ardo memasuki gereja, aku melihatnya duduk dibangku kedua. Langsung saja aku mengambil posisi dibangku keempat, tepat sejajar dengan dia. Selama ibadah berlangsung, sesekali aku meliriknya, melihatnya melompat kegirangan. Selesai ibadah, kami tidak langsung pulang. Malam ini, kelompok ku dan beberapa kelompok lainnya mendapat jadwal tugas membersihkan gereja.

Aku dan kak Aca membawa beberapa nampan kotor untuk dicuci. Mr. Kloning sudah menghilang lagi saat itu. Setelah agak lama, nampan-nampan tersebut kami bawa kembali ke ruang utama. Sambil membawa nampan-nampan besar itu aku melihat Mr. Kloning tengah berdiri di lorong.

Yes, dia masih ada disana.

Aku tersenyum kecil. Pada saat lewat dari hadapannya, aku bahkan tidak berani melemparkan senyum atau menyapanya, pengecut. Hari semakin malam. Ruang utama sudah mulai dibersihkan oleh para brother. Aku menunggu di luar gereja, duduk diteras sendirian. Kak Aca sudah pulang sejak tadi dan aku tengah menunggu kak Ardo yang saat itu sedang membersihkan ruang utama. Mr. Kloning duduk tidak jauh dari ku. Aku tidak berani menatapnya, tapi aku tahu dia sedang menatap ku.

Lama sekali, seolah-olah dia ingin mengajak bicara. Aku tidak tahan dengan keadaan seperti itu, segera ku ambil handphone ku dan mulai ku mainkan. Mr. Kloning tampak berpaling dan tidak lagi memandangi ku. Beberapa menit kemudian, seorang gadis yang ku kenal keluar dari ruang utama dan bercakap-cakap dengan Mr. Kloning.

Sesekali mereka tertawa, tampak begitu akrab. Aku terdiam dan mulai berpikir. Aku tidak benar-benar sedang jatuh cinta kepada Mr. Kloning. Perasaan ini hanya rasa kagum saja.

Ya... Sembari mendengar mereka berdua bercakap-cakap, malam itupun berakhir, larut dalam pikiran ku.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar